Sunday, October 31, 2010

Sepedahan Bersama: Biotrop-Rancamaya-BNR

Sudah lama pengen ikut ke Biotrop bareng crew AAB, setelah di BBM Mang Uwie besok Minggu ada rencana mau ke Biotrop dan kebetulan tidak ada acara keluarga akhirnya, berangkat juga pagi2 jam 6 sudah sampai di Toko AAB di Bangbarung Raya. Sampai disana belum ada yang datang. Pak Andi akhirnya muncul juga dan bilang Mang Uwie ngak bisa ikut, loh yang ngajak kok ngak jadi... Akhirnya sambil menunggu yg lain Pak Andi menawarkan untuk gowes ke curug Luhur, wah sepertinya bisa lama tuh nanjak. Setelah Abi datang bersama temannya, Abi suggest tetap ke Biotrop dan ternyata Pak Sam sang penunjuk jalan sudah berangkat duluan ke arah Biotrop langsung dari rumah. Cuaca agak sedikit mendung tapi tidak hujan.
Setelah sepakat akhirnya jalan menuju ke Biotrop, lewat Villa Duta, tembus ke Pajajaran lanjut lewat jalan raya Tajur (bisa lewat Katulampa tapi sepertinya putar balik lagi turun).
Sampai di Biotrop Pak Sam sudah menunggu, setelah istirahan sebentar gowes langsung dilanjutkan kali ini masuk jalan kampung yang campur antara aspal, tanah, dan macadam.



Diselingi beberapa tanjakan yang cukup tinggi namun gowes lancar terus. Abi dan Temannya sempat macet pas tanjakan dan sempat terguling ke rumput karena temannya pakai sepatu biasa dengan pedal clipless nya. Gowes tetap seru dengan udara lebih segar.

Gowes di jalan kampung dengan udara segar dan menuju gunung
Setelah tanjakan maut pertama
Jalan kampung
TTB jalan parah macadam dan tanjakan maut
Akhirnya sampai di pertigaan jalan Rancamaya kalau ke kanan kembali ke gn gadung.
Pak Sam dan temannya Abi.
Abi sampai juga diikuti Pak Andi
Pak Andi sampai akhirnya dengan MTB Willier sampai2 seorang anak melongo melihat sepeda nun mahal itu... he.he.

Sampai di pertigaan ini gowes dilanjutkan ke arah Rancamaya ambil jalan ke kiri, nanjak teruuuus...Teman Abi cukup kuat gowesannya bertiga Pak Sam, AH, dan Teman Abi gowes cepat. Pak Andi sampai protes... emang pada mau buka toko ya gowesnya ngebut banget... 


Akhirnya sampai di Perumahan Rancamaya sepertinya jalur cukup ramah untuk sepedahan bareng keluarga
Pemandangan ke arah Bogor? dari Perumahan Rancamaya
Foto Narsis dulu dengan latar belakang gunung Salak

Setelah foto2 dan istirahat sebentar, gowes lanjut lagi kali ini tujuannya adalah warung pit stop di cihideung? rupanya langganan pak Sam dan team AAB kalau main ke jalur ini. Ada Pisang goreng, bakwan, dan buras... beserta teh manis hangat... mantap sekali setelah gowes yang cukup melelahkan. Setelah istirahat dan foto2 di daerah sekitarnya gowes dilanjutkan
  Pit Stop di warung...
 Arah jalur lanjut lewat jembatan kereta api....
 Sudut lain dari warung tempat istirahat
 Panoramic view

Setelah istirahat, perjalanan dilanjutkan lagi kali ini lewat jembatan kereta api menyeberang lalu masuk kampung, dan jalan semi aspal lagi. Ternyata tanjakan demi tanjakan masih menantang dan gowes tetap berlanjut dengan tak henti2nya Pak Andi protes lagi "cepet amat sih gowesnya... emang mau buka toko?" padahal beliau yang punya toko aja ngak ngebut gitu he.he. kan ada si Mang Uwie kali ya yang udah buka tokonya.

Foto narsis Pak Kresna.. jadi model 
 Panoramic view di jalur ke arah BNR 

 Pemandangan bagus di area ini
 Narsis dulu sambil gowes... 
 Pemandangan ke arah Bogor dibawah sana?
 Akhirnya yang ditunggu masuk jalur single track, dan turun... yah sekedar mini DH lah... lumayan

Akhirnya sampai di BNR juga, karena yang lain pada mau istirahat makan (Akhirnya pada mampir di toko sepeda Jerry di area Bondongan), sedangkan saya mau kejar pulang dulu sudah hampir jam 10, agar tiba dirumah sekitar jam 10-an lah, lanjut belanja dan acara keluarga, akhirnya gowes ngebut lagi pulang ke rumah dari BNR, lewat Jl. Sudirman, Taman kencana, Bangbarung dan home sweet home. Btw baru kali ini pas pulang dari BNR sempat keram kakinya mungkin karena kurang minum selain habis persediaan tapi juga keasyikan gowes. Sempat dua kali berhenti untuk istirahat karena kaki 2 kali keram saat jalan pulang. Wah Pak Sam boleh nih kapan2 ke jalur lain yang lebih asyik... Cianjur? 

 Peta jalur, sayang track nya terpecah2, dan kalau di upload jadi runyam GPS track belum sempat di join.


Sunday, October 24, 2010

Bike Equipment: Custom Red Giant - Dirt Jump Helmet

Masih dalam tema modifikasi si Giant Cherry Red - Limited Edition, ada ide untuk membuat helm pasangannya. Lihat2 helm murah yang bisa dimodifikasi akhirnya diputuskan untuk memilih helm tipe dirt jump karena memang lebih mudah di modifikasi (di cat) dan ruang untuk memasang sticker logo lebih luas.

Pilihan jatuh pada helm Mexel dirt jump yang mulai banyak dipasaran harganya pun masih ekonomis dibawah 200rb. Warna putih dijadikan pilihan. Sebenarnya Mexel dirt jump sudah ada warna merahnya namun merah cabe/Ferari yang bukan metalic. Karena si Giant Cherry Red warna merahnya di dominasi anodized merah tentunya lebih cocok warna metalik.

Awalnya ingin meniru warna anodized dengan pertama2 melabur helm dengan cat chrome lalu di lapis clear merah. Karena warna clear merah tidak ada yang siap pakai (cat semprot kaleng) maka dibatalkan (karena harus membuat sendiri.  Akhirnya helm yang dilabur cat chrome dilapis dengan warna merah metalic motor honda. Jadinya lumayan kinclong (karena warna merahnya semi transparant). Namun demikian bencana terjadi karena terlalu cepat atau karena memang cat chrome (tanpa cat dasar) mudah mengelupas, waktu di pasang cutting sticker langsung mengelupas dan mudah sekali catnya rontoh terkena senggol sedikit atau benda sedikit tajam.

Karena dianggap gagal maka cat langsung di rontokkan atau dikelupas ulang, dan helm kembali di amplas bersih, kali ini diberikan cat dasar dulu biar agak kuat. Dan di berikan cat silver metalic saja. Setelah kering semalaman paginya di labur cat merah metalik motor honda tipis saja. Lalu setelah kering hampir 8 jam, dan sticker yang sudah disiapkan dipasang.

Setelah sticker selesai dipasang helm dilabur kembali dengan car "Cargloss" clear acrylic. Yang ini cat clearnya mantap gloss nya dan bahan acrylic yang lebih kuat tahan goresan setelah benar2 kering. (cukup 2 lapis semprot tebal saja jangan lebih karena malah kurang kuat).

Jangan lupa lubang dan bagian bawah helm di tutup kertas atau bahan pelindung agar tidak terkena semprot cat karena bahan busa peredamnya mudah terpengaruh thinner cat.

Akhirnya jadi helm "Giant Red - Dirt Jump" yang dipasangkan dengan sepeda "Giant Cherry Red". Btw bukannya sponsor Giant loh... cuman biar synchronized aja... dengan brand dan thema nya...

Tampak Depan dengan logo Giant lengkap

Tampak Samping depan

Tampak Samping

Tampak belakang dengan logo lingkaran saja

Tampak samping terpakai

Dipakai istri agak kebesaran ukurannya.

Pasangan Serasi si Giant Cherry Red






Sunday, October 17, 2010

Sepedahan Keluarga: Sentul Belakang

Sentul belakang? mungkin namanya kurang cocok, tapi waktu turun dr KM nol memandang ke arah perbukitan di belakang Sentul terlihat ada jalan aspal/beton tapi belum ada rumah sama sekali. Keliahatannya bakal asyik banget untuk dijadikan jalur Sepeda keluarga.
Hari Minggu sesuai janjian, ada Bro Davy dan Hudsen dari Jakarta janjian ketemu di Sentul. Langsung aja janjian di area Taman Fantasy, Balai Budaya, agar lebih dekat kesananya.

Setelah unpacking sepeda dan bersiap2 akhirnya perjalanan dimulai, si Kecil Dhea sudah mulai mundung alias tidak happy dengan sepedanya, katanya berat. Memang setelah menggunakan triple chainring waktu itu dan ditaruh rantainya di mid chainring dia suka. Memang jadi lambat jalannya. Dan karena dikembalikan ke chainring 52 tooth asli Seli nya memang jadi berat gowesannya. Tetap dipaksa jalan tentunya.

Setelah sebentar gowes ke arah tanjakan KM Nol untuk lihat pemandangan jalur dari atas akhirnya ramai2 turun ke arah Sentul Timur (Paling belakang). Kebayang pulangnya gimana nih nanjak berat pasti pada ngak kuat dan perlu di jemput pakai mobil.

Setelah masuk ke jalur jalan yang masih kosong tidak ada rumah, lumayan udara lebih segar meski mentari sudah mulai naik dan agak terik. Tanjakannya tidak terlalu curam sehingga anak2 dan istri2 lumayan masih pada kuat.

Akhirnya sampai ke sebuah gerbang dengan pos nya, anak2 sudah tidak kuat nanjak lagi akhirnya pada istirahat di pos. Bapak2 nya langsung lanjut gowes naik lagi dan ternyata sampai diujung aspal sudah ada orang naik mobil yang piknik disini. Ada single track lanjut ke arah bukit dan langsung dijajal, ternyata jalannya terpotong oleh longsoran. Sayang sepertinya menjajikan jalur single trek yang asyik. Kapan2 musti dicoba. Ada yg bilang ada curug disekitar sini.

Pulangnya mampir di sungai dan anak2 bisa main di sungai yang airnya cukup bersih... lumayan treknya cukup family friendly dan fiturnya ok. Sepi lagi...

Jalur ke KM Nol terlihat trek dibelakang ke arah bukit
My wife narsis dulu
Si Kecil Dhea sudah give up di tanjakan terakhir
Hudsen my friend
Narsis foto diri ltr belakang Sentul
My Bro Davy
Anak2 Main di sungai arah pulang

Foto ramai2







Sunday, October 10, 2010

Bengkel Sepeda: Modifikasi Pengisi Angin untuk Sepeda

Bila memiliki kompresor kecil dan alat pengisi angin yang menggunakan meter (biasanya tersedia di toko perkakas) dapat dimodifikasi untuk mengisi ban sepeda. Pengisi angin ini aslinya memiliki selang pengisi dengan ujung yang hanya bisa digunakan dengan pentil sepeda tipe Schraeder, dan umumnya cukup sulit untuk mengisi angin menggunakan pengunci jenis aslinya.

Agar dapat mengisi ban sepeda dan menggunakan pengukur PSI secara lebih akurat, maka ujung selang pengisi sebaiknya diganti menggunakan selang dan pengunci pentil untuk sepeda.

Komponen yang dibutuhkan:
1. Nepel udara ukuran sedang yang sesuai dengan ulir untuk alat pengisi angin
2. Alat untuk melepaskan dan memasang nepel (Quick release system)
3. Selang dan pengunci pentil dari pompa sepeda yang tidak terpakai (yang bisa mengisi ban dengan pentil Schraeder atau Presta).

Caranya:
Cukup dengan melepaskan selang dari pengisi angin untuk ban mobil/motor yang asli, dan menggantinya dengan sistem quick release kali ini merek Krisbow.
Selang dari pompa ban sepeda beserta pengunci pentilnya dipasangkan ke nepel udara ukuran sedang yang dapat dipasangkan ke sistem quick release yang sudah di pasang ke alat pengisi angin.

Berikut adalah pengisi angin ban sepeda menggunakan alat pengisi angin dengan meter PSI, tentunya dihubungkan ke kompresor angin.

Pada saat digunakan kompresor dengan tabung atau tanpa tabung (harus dalam keadaan menyala) diisi dengan tekanan udara lebih besar dari tekanan udara yang akan diisi ke ban sepeda.

Dengan menekan pelatuk seperti pistol maka angin diisi ke ban sepeda, Jarum akan menunjukkan tekanan yang ada di dalam ban sepeda.

Panduan Mengisi Angin
Untuk awalnya tekanan angin bisa mulai di 40 psi, dan sebenarnya tekanan angin ban sepeda juga disesuaikan dengan berat badan pengendara sepeda itu sendiri. Untuk berat badan normal berkisar 60-80 Kg tekanan angin biasanya dikisaran 29-35 psi.

Tekanan angin juga dipengaruhi ukuran ban sepeda. Semakin besar ukuran ban misalnya ban 26x2.35 dibandingkan dengan ban 26x1.95 memiliki ukuran tekanan yang berbeda. Pada ban ukuran kecil misalnya 1.95 maka relatif memiliki tekanan udara lebih tinggi agar aman digunakan (mencegah snake bite dsb). Untuk ban 2.35 bisa menggunakan tekanan udaralebih rendah karena rongga udara ban yang lebih besar.


Pengisi angin ban sepeda yang sudah terpasang

Meter PSI pengukur tekanan udara


Rider Weight (pounds)
Road Tire Pressure (psi)
Off-Road Tire Pressure (psi)
110 
95-105 
35-38 
140 
105-115 
37-40 
170 
110-120 
40-43 
200 
120-130 
42-45 
230 
125-135 
45-48 


1 pound / 2.2 = 0.455 Kg

Saturday, October 2, 2010

Sepedahan Bersama: Curug Nangka

Setelah hampir lebih dari 2 minggu absen gowes bareng teman2 goweser. Akhirnya Sabtu ini jadi gowes bareng teman2 toko All About Bike (Mang Uwie dan Pak Andi, Teguh, Abi dan Pak Sam). Janjian ketemu di toko pagi sekitar jam 6an, rencana pakai mobil Abi, salah satu goweser termuda, dengan Chevy pick-up nya. Namun karena jumlah goweser bertambah dan takut tidak muat akhirnya diputuskan untuk langsung gowes ke Ciomas dulu sebagai base karena mobil dengan Pak Andi dan Teguh langsung berangkat kesana.

Gowes dari toko All About Bike (Jl. Bangbarung) menuju ke Kapten Muslihat - Jembatan Merah - ke Rumah Pak Yadi setelah disuguhi secangkir teh manis (manis banget) + pisang goreng, akhirnya gowes ke CuNang dimulai, masuk ke perumahan Kebun Raya Ciomas, tembus ke jalan utama untuk naik ke CuNang.

Ngumpul dulu di KRC Rumah pak Yadi (kalau tidak salah ya)


Perjalanan melalui on road dan tanjakannya lumayan konsisten alias naik terus... Namun kali ini nanjak serasa OK dan bertenaga mungkin karena pengen tepat waktu? Namun lumayan bisa ngimbangin si Mang Uwie yang biasanya super ngebut... Akhirnya sampai juga di pertigaan CuNang, kita ambil ke kanan.

 Si Biru Anthem dan dan Si Putih  Stumpjumper (Mang Uwie)

Istirahat sambil nunggu kloter lainnya
 Pak Sam dan temannya tiba duluan

 Kang Teguh 
 Lanjut lagi ke pertigaan kedua
 Si Abi akhirnya sampai juga
 Di Pertigaan kedua
 Pak Andi dengan Williernya akhirnya sampai
 Lanjut gowes ke warung CuNang sebelum turun
 Pertigaan di Warung CuNang
 Sebelum pulang akhirnya mampir dulu ke pintu gerbang CuNang
 Foto Narsis bareng dulu ah.
 Kloter terakhir baru tiba
 Ksatria Baja Hitam bang Yadi

Setelah ke Gerbang Curug Nangka, langsung gowes turun balik ke Ciomas lewat jalur yang berbeda ke rumah Pak Yadi untuk makan2 karena sudah disediakan. Saya dan Mang Uwie langsung lanjut ngebut balik ke rumah dan Mang Uwie untuk buka Toko AAB.

Profil elevasi dari GPS

 Track CuNang