Monday, May 31, 2010

Bengkel Sepeda: Potong - Sambung Rantai Sepeda

Pertama kali melakukan potong sambung rantai sepeda adalah waktu merakit si Putih Kuwahara, dan hasilnya rantai putus setelah pemakaian selama 5-6 kali gowes dalam kota. Sumber masalahnya adalah salah cara sambungnya yang mengakibatkan ikatan rantai tidak kuat. Setelah itu latihan lagi dan lihat referensi dsb. Akhirnya  baru bisa potong sambung rantai dengan aman dan di rantai kelas atas spt HG series tidak boleh sembarangan potong. Berikut ini sharing pengalaman potong -sambung rantai sepeda.

Peralatan Yang digunakan
Untuk potong-sambung rantai diperlukan alat chain cutter, ada yang harganya 50rb dan ada juga yang 100rb an. Hasil pengalaman yang 50rb tetap mantap dan lebih pas dibandingan merek Shimano yang relatif lebih mahal, alasannya adalah karena pada cutter lebih murah ada sekrup pengencang yang dapat menahan rantai lebih kuat dibandingkan merek Shimano yang hanya mengandalkan tekanan pada rantai pada sisi pemutar.


Rantai dijual terputus dengan salah satu pinnya menonjol siap disambung. Untuk itu bisa melihat cara menyambung langsung melewati cara memotong.

Memotong Rantai
Untuk memotong rantai pada rantai biasa pin pejal (padat) misalnya di sepeda speed 7 atau 8 yang umum dipakai maka pemotongan biasanya dapat dilakukan di mana saja. Namun untuk rantai jenis high grade atau kelas atas yang menggunakan pin hollow maka pemotongan hanya bisa dilakukan di pin khusus penyambung yang berbentuk pin pejal (padat)


Setelah pin penyambung ditemukan, pasang chain cutter, di posisi pin tersebut

Putar sekrup pengencang disisi lawan dari pemutar pelatuk tekan pin 


Lalu putar tuas agar pelatuk penekan menempel pada pin penyambung dan mulai tekan secara perlahan2 sampai kira2 pin penyambung berada di sisi rantai lawan. Kalau sampai pin penyambung terlepas maka pemasangan pin akan cukup sulit karena pin penyambung perlu di pegang menggunakan tang jepit agar bisa dipasang nanti (pada saat ingin melakukan penyambungan rantai) atau harus menggunakan pin khusus sambung yang salah satu sisinya runcing. Untuk memastikan pin penyambung tidak terlepas bisa dilakukan pemeriksaan dengan mengendurkan sekrup pengencang dan melepas rantai perlahan lalu memastikan sisa pin penyambung yang masih berada di dalam rantai.

Pada saat memutar tuas agar pelatuk tekan mendorong pin keluar
Rantai yang sudah terpotong dan posisi akhir pin penyambung (tidak sampai terlepas). Ini juga merupakan posisi pada saat rantai baru dijual.


Menyambung Rantai
Untuk menyambung rantai lakukan proses sebaliknya. Agar penyambungan mudah, maka bagian cage dari RD sebaiknya diberi ganjalan batang kayu atau benda tumpul lainnya agar cage tidak menarik terlalu tegang sehinga penyambungan dapat dilakukan lebih mudah.

Pertama tama masukkan pasangan rantai secara manual seperti dibawah ini
Setelah terpasang (namun belum tersambung) gunakan chain cutter untuk mendorong balik pin penyambung. dengan memasang rantai di chain cutter dengan posisi pin penyambung ke arah pelatuk pendorong (berlawanan dengan cara memotong).
Kencangkan sekrup penekan dan posisikan pelatuk penekan tepat di ujung pin penyambung. Pada saat memasang rantai di chain cutter pastikan posisi lubang rantai lurus. Apabila tidak pada saat posisi pin penyambung mencapai posisi terakhir bila tidak lurus maka bisa menyebabkan dinding rantai sobek sehingga bagian rantai tersebut tidak dapat digunakan lagi (sambungan gagal)

Contoh sambungan gagal, dimana dinding rantai sobek karena tertekan pin penyambung yang tidak lurus masuknya

Putar tuas penekan agar mendorong pin masuk secara perlahan sambil memeriksa apakah posisi rantai sudah lurus. Apabila terasa sulit atau perlu tenaga lebih untuk memutar berarti ada kemungkinan posisi rantai tidak lurus dan pin penyambung mendorong rantai bagian berlawanan secara berlebih sehingga dapat merobek dinding rantai.
Pin penyambung masuk setengah ke rantai

Pin penyambung sudah masuk seluruh nya ke dalam rantai, pastikan sisi kiri dan kanan dari pin penyambung secara seimbang tidak berlebih (dapat menyebabkan rantai terlepas).

Fungsi Potong Sambung Rantai
Mungkin ada yang berpikir buat apa potong sambung rantai bisa dilakukan dibengkel. Namun kalau yang sudah pengalaman bersepeda ini adalah skill dasar yang perlu diketahui karena rantai adalah komponen yang paling berat kerjanya dan pada suatu perjalanan/bersepeda rantai bisa saja terputus/terlepas akibat shifting yang tiba2 atau berat, faktor umur  atau faktor lainnya (pemasangan dsb). Untuk itu alat chain cutter biasanya dibawa kemana mana terutama perjalanan jauh. Pengalaman putus dijalan memang tidak mengenakkan apalagi pas gowes sendirian.

Salah tips bila rantai putus dijalan (biasanya dinding rantai yang putus tidak bisa dipakai) maka salah satu cara adalah memotong bagian yang rusak lalu menyambungnya dengan bagian yang masih baik. Kalau pin penyambung hilang maka secara darurat pin hollow masih bisa digunakan namun umumnya bersifat sementara. atau bawa pin penyambung cadangan. Tentunya ukuran rantai lebih pendek sehingga RD pada posisi gear ukuran besar akan terlalu tertarik kedepan. Untuk itu pastikan pakai gigi mid/menengah atau Top (ukuran kecil saja). Lagian ini kan keadaan darurat.

Semoga bermanfaat.

Sunday, May 30, 2010

Bengkel Sepeda: Setting Rear Deraileiur Shimano

Artikel kali ini tentang setting RD Shimano secara umum, Setting RD relatif sedikit lebih rumit dibandingkan FD meskipun secara umum tidak jauh berbeda. Setiap RD baik dengan merek yang sama namun tipe berbeda dan tentunya dengan merek berbeda memiliki cara yang berbeda pula. Untuk mengetahuinya dapat mengunjungi website atau melihat dokumen/manual dari masing2. Untuk komponen Shimano dapat mengunjungi websitenya:
http://techdocs.shimano.com/techdocs/index.jsp, lalu pilih menu yang sesuai dengan jenis komponen RD yang hendak dilihat atau untuk men-download soft copy manualnya.
Sebelum masuk ke setting ada beberapa istilah nama component RD agar lebih familiar:
1. Guide Pulley atau gigi yang mengarahkan rantai untuk pindah dari satu gigi ke gigi lainnya
2. Tension/idle Pulley atau gigi yang mengatur ketegangan rantai (karen adanya di ujung cage atau tungkai yang menjulur ke bawah)
3. Sprocket (Cassette) gear belakang yang jumlahnya ada 7 s/d 9 set (atau 10 untuk yang 2x10 series)



Pertama-tama sebaiknya mengetahui fungsi dari masing2 adjustment yang ada. Secara umum ada 3-4 pengaturan yang umum ditemukan
1. B-Tension adjuster (atau untuk mengatur ketegangan rantai, setelah rantai tentunya di potong atau disesuaikan dengan panjang yang dibutuhkan, rantai baru memiliki ukuran panjang yang lebih, untuk memotong rantai atau memasang rantai lihat artikel berikut:      )
2. Pengatur Batas Atas
3. Pengatur Batas Bawah
4. Pengatur tegangan kabel shifter (tarikan kabel shifter) atau adjustment bolt. Ada beberapa seri seperti XT Shadow tidak memiliki cable tension adjuster (harus di set disisi shifter).

Berikut adalah RD seri Deore 2009, seri lainnya hampir serupa
RD tipe Shimano XTR
RD Tipe Shimano XT
RD Tipe Shimano Alivio

TAHAP-TAHAP ADJUSTMENT RD
Sebelum mulai setting RD, agar setting mudah dilakukan roda belakang bisa dipasang stand tipe Ulix (seperti huruf V terbalik atau sepedanya sekalian di jungkir balikkan (dengan sebelumnya memberi ganjalan di grip handle dgn balok kayu atau buku tebal agar shifter, handle rem dan asesoris di handle tidak rusak, tidak lupa memberi alas di bawah sadel agar kulit sadel tidak kotor). Lebih bagus lagi menggunakan stand khusus repair sepeda (ini tentunya harganya tidak murah).

A. Mengatur batas gigi Low dan Top  (Gigi Low berukuran paling besar, gigi Top berukuran paling kecil).  Yaitu dengan memutar sekrup adjustment H dan L (secara bergantian). 
  1. Mengatur Gigi Top (H) (pengaturan posisi Top dimulai karena paling mudah terutama pada pemasangan RD "Top Normal" pertama kali. Sebagai informasi, RD ada dua jenis Top Normal dan Low Normal, yang umum dijual Top Normal yaitu cage dan pulleynya pada saat tidak terpasang umumnya tertekuk dan kalau dipasang maka guide pulley berada dekat di gear sprocket paling kecil) sifatnya opsional jika sudah lurus.

  • Atur posisi rantai berada pada gigi sprocket (belakang) paling kecil terlebih dahulu, dan gigi depan pada posisi paling besar (di chainwheel)
  • Lalu putar sekrup H dgn obeng searah/berlawanan arah jarum jam sehingga posisi guide pulley berada tepat dibawah atau sejajar dengan Gigi terkecil
Diperlihatkan sejajar garis merah

2.  Mengatur Gigi Low (L) (pengaturan posisi L pada pemasangan baru setelah kabel shifter dipasang, barulah dapat dilakukan pemindahan ke Low) - Sifatnya opsional jika posisi sudah lurus
  • Atur posisi cage/guide pulley di sekitar bagian bawah gigi sprocket terbesar (apabila belum lurus).
  • Lakukan pengaturan sekrup "L" menggunakan obeng dengan memutar searah jarum jam/berlawanan jarum jam sehingga posisi guide pulley sejajar dengan gigi sprocket terbesar.
Sejajar garis merah

B. Setelah pengaturan atas bawah selesai maka dilanjutkan dengan setting ketegangan rantai atau dengan mengatur sekrup B-Tension hal ini dilakukan dengan memposisikan cage/guide pulley di posisi gigi low (gigi sprocket paling besar) dan gigi depan/chainwheel di posisi paling kecil, lalu atur sekrup B-Tension dengan obeng sehingga guide pulley hampir mendekati ke gigi sprocket terbesar tapi tanpa menyentuhnya lihat guide, lalu pindahkan guide pulley ke posisi dibawah gigi Top (gigi sprocket paling kecil) dan atur kembali sekrup B-Tension. Pengaturan ini sifatnya opsional jika sudah diset oleh bengkel/toko.




C. Hal terakhir untuk melakukan setting ketegangan kabel shifter (dan ini adalah yang paling umum dilakukan karena setelah beberapa lama pakai ketegangan kabel shifter bisa berubah ditunjukkan oleh rantai bisa pindah sendiri atau ghost shifting atau sulit pindah dari gigi kecil ke gigi lebih besar dan sebaliknya.
  • Pengaturan ketegangan kabel shifter bisa dilakukan melalui adjustment bolt dekat RD itu sendiri atau bila tidak tersedia adjustment bolt di unit shifter seperti gambar dibawah ini (diputar berlawanan atau searah jarum jam dilihat dari arah luar handle bar. Perhatikan cage/guide pulley akan bergerak ke arah yang sesuai dengan putaran. (lihat referensi)
  • Posisikan cage dan guide pulley di gigi 2 dari yang paling kecil. Tekan tombol shifter sedikit (sebelum akan pindah) Lalu putar crank sehingga rantai berputar, apabila rantai pindah atau terasa mau pindah ke gigi 3, putar adjustment bolt searah jarum jam.
  • Apabila rantai tidak bunyi (karena pada saat tombol ditekan sedikit maka cage/guide pulley akan mulai menarik dan mengarahkan rantai ke arah gigi 3, tapi belum saatnya), sehingga seharusnya rantai mulai bergesekkan dengan gigi sprocket ke 3 dari paling kecil (ada sedikit bunyi bergesekan antara rantai dan gigi sprocket 3.
  • Cara lainnya adalah coba pindahkan gigi dari 3 ke 2 dan sebaliknya secara bergantian apa bila pada saat shifter ditekan naik/turun gigi berpindah dengan cepat tanpa ada bunyi2 rantai bergesekan yang lama maka setelan ketegangan shifter cukup memadai.
  • Coba lakukan shifting dari gigi paling kecil ke gigi paling besar secara berurutan dan periksa apakah ada ghost shifting (pindah sendiri) atau rantai tidak mau/sulit pindah, putar adjustment bolt satu click searah jarum jam/dan sebaliknya sampai efek tersebut hilang. Perlu test beberapa kali.
  • Setelah semua perpindahan dari gigi sprocket Low ke High dan sebaliknya dapat bekerja dengan lancar, setting RD selesai.



Selamat mencoba.



Sepeda Keluarga: Light XC ke gerbang Tol Ciawi

Hari Minggu gowes bareng keluarga, bareng istri dan Bro's Davy & wife, cari rute yang lebih jauh dari biasanya. Berangkat dari rumah jam 6 pagi, Krn Bro's Davy telat berangkat maka janjian ketemu di club house Danau Bogor Raya (Bogor Lakeside). Gowes berdua istri setengah jalan ketemu Bro's Davy & Sherly, akhirnya titip istri dan sepedanya agar tidak kecapaian sampai di Lakeside. Lanjut gowes ke club house sendirian, lumayan sebagai pemanasan.

Setelah, siap lalu berangkat bareng ke arah Hotel Novotel, dari situ keluar dari kompleks perumahan ke arah jalan belakang perumahan yang sejajar jalan tol Jagorawi ke arah selatan. Menyusuri jalan aspal yang menanjak ringan, disini ada angkot, truk dan lainnya relatif agak ramai. Akhirnya ketemu jalan tol Jagorawi lagi kali ini lewat bawahnya semacam jembatan. Kalau jalan lurus maka kembali ke arah Tajur, sedangkan jalan kekiri yang relatif sempit dan dimulai dengan tanjakan terjal, kembali menyusuri jalan tol.

Jalan ini lumayan menarik karena diselingi oleh pemandangan ladang ke arah timur. Jalan terus menanjak ringan menysuri samping jalan Tol Jagorawi diselingi beberapa kali menyeberangi jalur pengairan dan masuk kawasan rumah penduduk, akhirnya sampai juga di dekat pintu tol Ciawi, ada persimpangan lagi ke kiri terus ke arah Rainbow Hill yang sudah pasti jalannya pasti menanjak sedangkan ke kanan kembali ke Katulampa dan Tajur, namun menurut penduduk disitu melalui jalan raya.

Karena bro's Davy tidak mau lewat jalan raya yang memang relatif pengap dan belum lagi kalau ada angkot berhenti mendadak membuat gowesan tidak nyaman, akhirnya diputuskan putar balik lewat jalur datang. Berangkatnya relatif lebih lama, sedangkan pulang karena melalui turunan lebih cepat dan menyenangkan, Jalur menanjak yang relatif panjang dibayar jalur pulang yang turun terus. Lumayan sekitar total 28km dari rumah, dan 18km dari Club House Bogor Lakeside merupakan perjalanan yang cukup panjang melalui jalur yang ada sedikit off road. Menambah jam terbang para istri.

Rute lengkap dan foto2 dengan geotag dapat dilihat di GPSed link berikut ini:
http://gpsed.com/track/3594969685966072507

Foto lainnya dapat dilihat di link berikut ini:
http://www.facebook.com/album.php?aid=65710&id=1315345580&l=b92a8bd1ef


Berikut beberapa foto dari Light XC bersama keluarga






Sunday, May 23, 2010

Sepedahan Sendiri: Gowes ke Rainbow Hill - Cimahpar Bj. Koneng

Setelah sehari sebelumnya gowes keluarga, terasa badan belum bakar kalori secara penuh, besok paginya langsung gowes sendiri untuk bakar kalori lebih banyak lagi. Tadinya mau coba track melalui Cijayanti, Sentul lalu lewat pinggir tol, tembus ke belakang Bogor Lakeside dan balik lewat Bogor Lakeside. Tapi tanjakan ke arah Bj. Koneng dari Cijayanti cukup menggoda karena belum pernah kesana.
Maka pagi2 jam 6 start dari rumah, pertama pakai si Silver Trance, ternyata ban masih ngolet atau gelombang akibat buka ban sebelumnya dan belum sempurna seperti melalui polisi tidur terus menerus.
Putar balik rumah langsung tukar dengan si Biru Terrago, dan tancap gowes (pilihan tidak menyesal karena si Biru lebih pas untuk nanjak). Karena kemarin malam baru ganti pedal clipless, mau tidak mau pakai sepatu Shimano clipless sekalian biar efisien nanjaknya.
Setelah melalui pertigaan ke arah Sentul, (ke kiri), gowesan lanjut lurus nanjak, diselingi beberapa turunan, dan akhirnya sampai ke tanjakan nonstop dekat pertigaan (bisa lihat di route map). Dari situ tanjakan nya lumayan liat tidak ada datarnya namun memang tidak curam. Lumayan sempat berhenti sekali.
Sepertinya jantung harus dipacu terlebih dahulu, setelah itu terasa tenaga lebih lancar dan tidak terlalu berat.
Sampai diatas melewati perumahan Rainbow Hills yang terkenal, lanjut terus tidak terasa sudah ke arah Bj. Koneng. Sebelumnya banyak goweser yang naik juga, namun sampai disini tidak ketemu goweser satupun pada kemana ya? Karena belum pernah dan tidak ada penunjuk jalan setelah coba lihat GPS dan mengira2 kemana larinya para goweser tersebut, dan tidak ketemu diputuskan untuk turun lagi, karena harus sampai di rumah sebelum jam 10 untuk antar istri sowan ke rumah mertua.
Turun ngebut bisa max 57km/jam di cyclo comp. Lumayan meski hanya 27km namun bakar kalori cukup banyak karena nanjak. Lain kali mungkin lanjut offroad ke area sini. Seperti Pondok Pemburu dsb? Ikuut dong.

Rute Track bisa dilihat disini:
http://www.gpsed.com/track/3594969685362278446#photos

Foto-foto bisa dilihat disini:
http://picasaweb.google.com/eandyh/RaibowHill#

Saturday, May 22, 2010

Sepedahan Keluarga: Cifor Revisited bareng keluarga

Setelah sebelumnya nyobaik jalan2 ke Cifor bareng Halim my old friend dan bro's sampe ke kampus IPB, Sabtu kemarin kembali sepedahan pagi ke Cifor bareng my wife and bro's and sister. Sepedahan ringan, start dari rumah bro's Aloy sekitar jam 6:30 lalu jalan melalui perumahan Yasmin, nyebrang jalan semplak lalu turun-nanjak jembatan sampai ke perempatan menuju Cifor (kalau dari Perum Yasmin) ke arah kanan.
Masuk ke area Cifor tidak terlalu ramai seperti hari Minggu, karena masih banyak yang kerja dan sekolah di hari Sabtu, namun kegiatan angkot tentunya lebih ramai.
Jalur kali ini melewati hutan Cifor langsung gowes ke arah kampus IPB, dekat ke arah IPB disambut turunan dan tanjakan yang bagi ibu2 lumayan deh. Tadinya mau nyoba masuk ke kampus IPB namun diputuskan untuk putar balik karena tanjakannya lumayan bagi para istri.
Ke arah pulang, lalu belok kiri ke arah danau Ciburuy, yang rupanya dekat penelitian IPB-Taiwan pemandangannya cukup menarik. Tadinya ada rencana mengambil jalan memutar lalu tembus di dekat hutan Cifor lagi namun urung, langsung gowes ke arah danau Situ Gede dekat hutan Cifor. Disini istirahat dulu sambil numpang ke toilet.
Setelah istirahat dan foto, gowes balik ke rumah Bro's Aloy. Lumayan jalan hampir 18 km, terutama untuk para istri. Next untuk bapak2 nya sepertinya butuh yang lebih menantang.

Internet sedang slow kali ini, jadi link nya saja...

Foto2 area Cifor dari jaman hunting foto bisa dilihat disini:
http://www.pbase.com/eandyh/cifor_bogor_revisited dan disini
http://www.pbase.com/eandyh/cifor_bogor

Foto2 lengkap gowesan bisa dilihat disini:
http://picasaweb.google.com/eandyh/Cifor2 dan disini
http://www.facebook.com/album.php?aid=64971&id=1315345580&l=850376f236


Rute track sepedahan bisa dilihat disini:
http://www.gpsed.com/track/3594969685276356781#photos

Wednesday, May 19, 2010

General Topic: Sepeda Trail Jadul

Setelah ngobrol2 bareng temen hari ini dan menulis sekilas pribadi, jadi inget jaman dulu waktu SD kelas 4-6 main sepeda pakai sepeda trail, weeits jangan kira sepeda trail seperti Giant Trance X atau Specialized Stumpjumper... yang dimaksud sepeda trail jaman dulu ya bener2 mirip motor trail ini fotonya hasil cari setengah mati di website ketemu di website http://indonesiakustombike.darkbb.com/ sorry banget yang punya fotonya saya pinjem ya, tanpa ijin terlebih dahulu tapi di mentioned kok link nya... habis kebelet banget pengen nunjukkin sepeda trail seperti yang dulu saya punya... nostalgia jaman kanak2 sepedahan ke jalan baru Bogor waktu itu masih tanah. Ternyata udah pakai sepeda FULSUS jaman tahun 70-80an loh.

Naik sepeda trail waktu itu bangga banget (padahal dibeliin 2nd di pasar rumput oleh my beloved Dad), seneng banget. Sepeda trail ini ngetrend waktu itu (Sebelum sepeda BMX, jaman adik yg beda 3 tahunan).

Dan sudah terasa empuk, cuman yaitu beratnya minta ampun, udah dual sock di belakang lagi he.he. Ada tanki bensinya yang kosong tentunya... Kalau inget lucu juga naik sepeda trail ini kayak naik motor (mirip motor H**** pakai kopling ya. Kalau tidak salah sempat upgrade ke coaster brake atau rem torpedo terkenalnya jaman dulu... jadi bisa direm sambil ngepot di jalan berpasir... rasanya sudah keren banget...

Oh ya tentunya main  nya di off road di undakan tanah jumping, (atau skr dikenal dengan istilah bunny hop), batu-batuan, rumput, turunan dsb... namanya juga anak2 ya main sesukanya waktu itu).

Jadi sekarang kalau pakai FULSUS ya bolehlah, karena jaman dulu ternyata sudah ada akarnya pakai FULSUS hahaha... gowes-ah.....

Foto2 dari  http://indonesiakustombike.darkbb.com  (bung Kadir sorry banget ya saya post tanpa ijin nih)

foto dari website
foto dari website
foto dari website

Foto2 diatas bukan milik gowes-ah... sekedar mengenang sepeda jadul... jaman anak2

Tuesday, May 18, 2010

Bike Equipment: Review Pribadi Shimano Component

Karena pernah pakai beberapa komponen sepeda buatan Shimano mulai dari Tourney TZ, Alivio, Deore, Deore XT dan RD XTR (yang terakhir belum sanggup pakai groupset). Terutama di komponen RD, FD, Shifter dan Crankset.

Disclaimer:
Sebelum review tentunya disclaim dulu karena ini adalah pengalaman pribadi dan tentunya bisa berbeda bagi setiap orang. Review ini juga bukan review teknis dengan detil spec dll, hanya sekedar overview saja.

Kalau sudah pernah merakit sendiri atau pesan sepeda custom dan tentunya memakai berbagai komponen paling tidak ada yang dirasakan perbedaannya.

Shimano Tourney TZ (6-7 speed RD )
Pengalaman pakai komponen ini tentunya di level yang cukup dibawah yaitu pakai Seli murah Wim Pocket Rocket 6 speed dengan shifter model putar dan Element City 7 speed dengan shifter model push-pull atau trigger shifter. Secara umum sesuai denagn kelasnya, komponen ini tentunya memiliki kelebihan di harganya yang relatif murah. Kalau dari segi kualitas, sesuai dengan harga beberapa pulley dibuat dari bahan plastik yang tentunya jangka panjang diragukan ketahanannya. Namun untuk pemakaian kasual dan jarang/paling banter weekend putar2 kompleks atau sekitar kota jarak dekat sih tidak masalah. Kalau pemakaian berat tentunya cepat aus. Dari segi shifting nya cukup ok asal setelan nya pas. Namun itulah masalahnya karena mendapatkan setelan yang pas tidak mudah karena baut setelan maupun presisinya cukup kurang, sehingga kadang2 cepat berubah setelah beberapa lama pemakaian. Selain itu sesuai setelannya terkadang suara berisik gesekan komponen (setel diatas bagus dibawah bunyi, maupun sebaliknya), atau karena memang nyetelnya masih kurang canggih ya :):). Ini setelah berulang kali di setel.

Shimano Alivio (7-8 speed RD atau 21 - 24 speed dengan 3 gear depan)
Komponen Alivio dipakai waktu bangung si putih Kuwahara, untuk top end komponen 8-speed. Alivio RD, FD, Crankset tidak mengecewakan karena presisi setelan cukup mudah dicapai baik di FD maupun di RD, kualitas shifting juga cukup ok meskin shifter memakai komponen Altus (mungkin lebih terasa lagi kalau pakai Alivio). Tidak terjadi ghost shifting jika setelannya pas, dan tidak terlalu banyak bunyi gesekan saat pindah. Meski tetap tidak sesenyap komponen diatasnya. Secara berat memang tidak diukur namun digunakan komponen yang standar baik sprocket 8-speed cassette standar, dan rantai untuk 8-speed standar saja (non HG). secara overall sudah mumpuni untuk cross trainer bike, city bike, dan off road ringan (mungkin kalau tanjakan nya parah 8-speed sendiri sudah kehabisan opsi). Overall cukup puas dengan Alivio. Terakhir Seli Element City dengan 7-speed juga diupgrade RD nya dengan Alivio (yang notabene untuk 8-speed) setelah di tips oleh Pak Oki, langsung setel limit atas dan bawah sesuai sprocket 7 speed dan adjust ketegangan kabel shifter yang pas langsung tokcer.

Shimano Deore (9-Speed atau 27 speed dengan 3 gear depan)
Pengalaman menggunakan komponen RD, FD dan Shifter RD di Giant Terrago, meski crankset menggunakan non series. Secara umum beda 9-speed dengan dibawahnya Alivio 8-speed jelas jumlah speednya nya yang di MTB total 27 speed combination dibandingkan 24-speed. Namun dari segi pemakaian sih tidak terlalu beda, memang shifter terasa sedikit lebih presisi, namun tidak terlalu significant sampai2 terasa berbeda jauh dibandingkan Alivio. Namun demikian 9-speed sangat berguna bila digunakan untuk rute yang lebih ekstrim terutama tanjakan karena ada opsi sprocket belakang hingga 34 gigi dan posisi depan 22 tentunya banyak digunakan nanjak di tanjakan curam lebih dari 45 derajat. Seperti para sesepuh bilang, perbedaan bahan yang digunakan tetap berpengaruh karena dari bobot dan ketahanan bahan tentunya terlihat di beberapa bagian. Namun sebagai orang yang awam terhadap detil komponen hal ini jadi tidak terlalu jelas kualitas bahan apa yang berbeda. Selain tentunya gengsi menggunakan Deore Set.

Shimano Deore XT dan XTR
Saya gabung bahasannya karena XTR sendiri hanya dirasakan di komponen RD saja selebihnya pengalaman XT set lebih banyak (minus disc brake, wheelset dsb). Sesuai dengan spek nya menurut info Deore XT sendiri diperuntukkan untuk racing dibawah XTR yang merupakan kasta tertinggi. Jadi ada bedanya ngak sih dipemakaian sebenarnya?
Kalau yang sudah jam terbang tinggi mungkin bisa langsung membedakan peningkatan yang dirasakan atau perbedaannya.Yang jelas berat total groupset XT, XTR memang berbeda dari seri SLX atau Deore dibawahnya, (menurut spec) dan juga bahan pembuatnya banyak bahan2 eksotis yang digunakan semakin tinggi kastanya.
Menjawab pertanyaan apa bedanya di pemakaian langsung, yang langsung terasa adalah kepresisian shifting yang lebih mantap, pada saat pindah tidak ada kedengaran gesekan yang masih sedikit terdengar di Deore set atau Alivio ataupun jeda pindah/shifting delay. Di XT atau bahkan RD XTR pada saat tombol shifting ditekan naik atau turun maka shifting langsung pindah ke gigi yang diinginkan dengan mulus (NOTE: tentunya jika teknik shifting sudah benar, kalau pakai XT/XTR belum bisa shifting dengan benar tentunya tetap saja rantai terkenan tekanan yang besar dan suara berisik tetap ada). Tombil Shifter XT juga lebih bagus kualitas nya. Lebih dari itu sekali lagi memang tidak terlalu ada perbedaan mencolok sekali. Tentunya sekali lagi ini perasaan /pengalaman pribadi yang bisa berbeda. Selain itu gengsi sekali lagi pakai XT/XTR mungkin bagi sebagian orang cukup penting.

Summary
Pernah denger penjual toko bilang, pakai yang biasa dulu aja nanti kalau sudah biasa bersepeda baru upgrade. Anjuran ini ada benarnya, karena bagiamana kita bisa tahu ada perbedaan atau tidak kalu kita langsung pakai XT/XTR misalnya terus bilang komponen ini mantep banget kalau belum pernah pakai komponen yang lebih rendah (alasan juga sih belum sanggup beli yang lebih mahal). Tapi disinilah salah satu seni upgrade sepeda. Karena memang kalau tidak perlu dan tidak sanggup toh, Faktor Tenaga dan Kemampuan fisik jauh lebih penting dibandingkan komponen dan gengsi. Sering dengar banyak yang pakai komponen mahal tapi endurance nya rendah, jadi tidak bergunalah upgrade atau komponen mumpuni tersebut. So balik lagi... sepedahan dulu,... latihan dulu... baru upgrade... emang anjuran yang top markotop... Selamat bersepeda.


Note:
Di Shimano, urutan groupset untuk sepeda MTB
Tourney 21-speed (3 x 7 speed - 3 gear depan, 7 gear belakang/sprocket)
Altus 24-speed
Accera 24-speed
Alivio 24-speed
Deore 27-speed
SLX 27-speed
XT 27-speed
XTR 27-speed

Ada lagi Saint untuk downhill (kadang SLX juga dipakai buat yang extreme krn ada 2 gear depan selain 3 gear depan standard chainwheel)

Adalagi saingan Shimano di MTB yang juga tidak kalah kualitasnya yaitu SRAM yang punya urutan
SX-4
SX-5
X-7 (Setara Deore?)
X-9 (Setara XT)
X-0 (Setara XTR)
Belum lagi varian2 masing2 kelas ada yang pakai SGS (Shadow Long Cage Deraileur), GS (Long Cage) and SS (short cage). tentunya dengan fungsi dan penjelasan yang lebih teknis... sampai disini cukup dulu karena kalau tidak bisa panjang banget artikelnya

Monday, May 17, 2010

Bike Equipment: Membuat Sendiri BB Holder (atau holder HP/Smartphone lain)

Karena ingin menggunakan BB dengan GPS, googlemaps dan juga GPSed untuk track route maka kepikiran pasang BB di handle bar. Jarang sekali yang jual assessoris ini kalaupun ada bentuknya besar atau harganya yang mahal, ada pula yang harus kirim dari luar negri (US dsb).
Pernah lihat artikel di internet untuk buat sendiri holder menggunakan bracket reflektor atau bracket lampu yang tidak terpakai atau sengaja di kanibal.
Akhirnya setelah pilih2 jatuh ke CatEye reflector putih dengan ukuran gelang bracket yang cukup tebal dan terasa lebih mantap. Sehingga kemungkinan patah juga berkurang, dan karena tidak terlalu panjang juga moment puntirnya akibat beban BB juga tidak terlalu besar.
Untuk BB sendiri pilihan jatuh ke hardshell/hardcase seharga 50rb stlh discount dr 80rban di outlet BB terdekat. Lumayan ada lapisan seperti karetnya terasa mantap untuk digenggam dan juga ada proteksi kalau jatuh. Pilihan hardshell/hardcase yang dulu dipopulerkan oleh cozip cukup mantap mengunci BB sehingga tidak mudah lepas.

Berikut adalah step by step pembuatannya.

1. Lepaskan plastik reflector dari bracketnya bisa dengan obeng minus atau pisau (hati2 cutter bisa patah). Dibagian dalam bagian yang mencuat/menonjol diratakan dengan amplas grit 400 atau lebih sehingga rata dengan pinggiran plastik hitam. (bagian reflector bening tidak terpakai).


2. Bagian bracket tidak dilakukan modifikasi apapun, agar tetap kuat


3. Bagian plastik bulat yang sudah diratakan kemudian dipas ke bagian belakang hardcase BB yang akan digunakan. Di beri tanda agar cukup pas (tidak miring) dan agak ke tengah tanpa menutupi bagian lensa kamera.



4. Setelah dipas, maka diberi lubang menggunakan hand drill (hati2 kalau menggunakan electric drill karena bila terlalu kuat dapat merusak plastik atau membuat lubang terlalu besar).


5. Lubang lalu diperbesar dan dipaskan dengan ukuran mur baut yang akan digunakan


6. Mur baut yang digunakan adalah model tapered atau dengan kepala baut yang miring sehingga bisa lebih rata dengan permukaan dalam hardcase BB.


7. Baut yang sudah dipas terlebih dahulu sebelum hardcase di kikir agar baut rata dengan permukaan hardcase bagian dalam


8. Menggunakan mata bor ukuran lebih besar dari diamter baut (secara bertahap) berikan cekungan agar baut dapat masuk lebih dalam sehingga permukaannya hampir rata dengan permukaan hardcase BB bagian dalam. Gunakan mata bor besi dengan ukuran yang berbeda2 semakin besar untuk memberikan kemiringan cekungan yang lebih landai (lebih kecil lebih tajam), uji coba baut secara berkala untuk memeriksa ukuran yang pas.


9. Gunakan lem epoxy resin sehingga persambungan lebih kuat antara plastik bundar dan hardcase BB sebelum baut dan mur di pasang


10. Setelah direkatkan dengan lem epoxy resin dan baut/mur dipasang untuk mengencangkan persambungan.


11. Posisi baut yang hampir rata dengan bagian dalam hardcase BB. Bisa diberikan plakban tebal (buat jilid buku) atau selotip listrik yang cukup kenyal agar baut tidak merusak ke BB.


12. Hardcase modifikasi dan bracket pada kondisi terpasang, ada semacam tonjolan di braket agar plastik bundar tidak bisa keluar dengan mudah namun karena terlalu menonjol maka hardcase dengan plastik bundar tidak mudah di geser keluar, potong atau ratakan sedikit tonjolan yang ada di bracket agar hardcase modifikasi (berikut plastik bundarnya) dapat di lepas dari bracket dengan cukup mudah namun tetap cukup kuat menahan hardcase modifikasi saat terpasang. (berguna saat ingin melepas BB dari handle bar dengan cepat, misalnya untuk foto, atau menyimpan saat parkir).


13. BB dan bracketnya yang sudah terpasang di handle bar, BB terlihat sedang menjalankan software GPSed untuk mencatat rute, atau bisa dengan google map untuk memeriksa jalur sepedahan.


Harga yang dikeluarkan cukup murah karena reflektor harganya relatif murah dibawah 50rb, berikut hardcase cari yang cukup kuat dan bagus buatannya skt 50rban. Bila beli reflektor lebih dari satu maka bracket reflector bisa dipasang di lebih dari satu sepedah sehingga kalau pindah sepeda bisa dengan mudah memindahkan BB tanpa melepaskan bracket. Selamat mencoba.

DISCLAIMER:
HATI-HATI dalam memasang BB di handle bar karena dapat mengganggu konsentrasi bersepedah. Penulis tidak menanggung keselamatan goweser lain yang mencoba memasang BB atau smartphone atau GPS di sepeda, ataupun akibat lainnya dari modifikasi ini.BB atau handphone biasa juga bukan peralatan outdoor tidak tahan air dan tidak tahan banting, so be careful with it :)

Sunday, May 16, 2010

Sepedahan Sendiri: XC Ringan ke Danau Saguling - Kota Baru Parahyangan 2

Setelah selesai gowes bareng keluarga, pagi2, gowesan lanjut sendirian, kali ini mau coba rute jalan ke jalan2 kampung disekitar danau Saguling, melihat peta sepertinya asyik.
Gowesan off road dimulai di jalur paling tinggi di KBP masuk ke arah barat, di google map terlihat nama bojonghaleuang, dan cikande sebagai tujuan akhir. Jalan tanah lumayan berlumpur dan diselingi beberapa kubangan karena malamnya kemarin diguyur hujan cukup deras. Namun tetap asyik karena pemandangan di kiri sawah/ladang dan di kanan danau Saguling sisi barat. Jalan bercabang ke kanan menuju salah satu ujung dari Danau Saguling yang cukup lebar, disini transportasi air tetap berperan untuk menghubungkan satu kampung ke kampung lainnya. Karena Danau Saguling bentuknya yang tidak beraturan dan bercabang kesana kemari. Gowesan tidak lebih dari 10 km pp, karena cuaca sudah mendung kembali dan belum sarapan pagi, langsung diputuskan untuk putar badang kembali ke resort. Namun daerah ini tentunya menawarkan jalur off road yang cukup banyak apalagi bila bisa buka jalur dan cuaca kering menjanjikan jalur yang lebih ramah dengan tanah hardpack dan selingan macadam yang cukup ramah untuk XC ringan di weekend. Kalau bisa balik untuk cari jalur baru ok juga... siapa tahu...

Jalur lengkap di link http://www.gpsed.com/ berikut ini:

Foto2 diambil dari BB, yang kamera nya parah, namun krn ada link ke gpsed, fungsi geotag lumayan berguna. Lokasi tepat foto2 dibawah ada di link gpsed diatas.


Jalur bercabang

Pemandangan ke barat
Jalan berkubang akibat hujan semalam
Pemandangan Danau Saguling di jalur XC ringan (agak di tengah rute)
Pemandangan di ujung jalur track ke arah barat