Friday, December 31, 2010

Sepedahan Keluarga: Bumi Parahyangan - Saguling Light Off Road with The Harsanto's

Rencananya mau Tahun Baruan di Bandung full Harsanto's Family, antara empat bersaudara sudah sepakat bawa sepeda buat gowes di Bandung. Termasuk Little bro Brian, pakai si Putih ATX7. Sampai di Bandung menginap di Apartment di hari pertama, dan hari kedua paginya mau sepedahan. Rencana aslinya mau ke Cikole, Situ Lembang, dan lain2 Namun karena berat medannya dan belum pernah dan tidak ada yang kenal di Bandung untuk guide, akhirnya gowes santai keluarga saja. Total rencana 5 hari 4 malam di Bandung termasuk Tahun baru (berangkat tanggal 29 Dec pulang tanggal 2 Jan).
Hari pertama di Bandung paginya sudah sepakat gowes ke Bumi Parahyangan meski sudah 3 kali kesana dan ketiganya menginap di Mason Pine Resort, kali ini Bro Davy dan istri mau coba gowes disana. Berangkat jam 6 dari Bandung kota, ke Padalarang. Sampai di Bumi Parahyangan sekitar jam 7, Unloading sepeda dan siap gowes berenam (4 Harsanto's dan 2 wives). Parkir di area management office sebelah Pom Bensin Petronas.

Gowes dimulai dengan gowes on-road di jalur sepeda Bumi Parahyangan bandung, sampai di ujung sekitar awal danau Saguling, ada jalan masuk ke arah Villa (ada penjaga), masih on road tapi sepi dan buntu, favorite untuk foto dengan latar belakang danaunya. Setiap gowes dengan keluarga memang tujuannya adalah foto2 alias narsis buat posting di FB, jadi berbagai pose tetap dilakoni selain gowes tentunya.

Jalur on road di Bumi Parahyangan masih sepi hari biasa dan cukup segar udaranya
 Lokasi Favorite untuk foto2 dengan latar belakang danau
 Close up grup gowes The Harsanto's
 Empat bersaudara kompak Gowes ("The Harsanto's)
 Dua ladies my wife and Bro Davy's wife Sherly

Setelah foto2 di tepi danau gowes dilanjutkan lagi kali ini tujuannya adalah jalan kampung semi off road (ringan) tanah dan macadam ke arah salah satu ujung dari Saguling, meski danaunya masih luas namun perlu naik rakit untuk menjelajah ke seberang danau.
Foto-foto di jalan tanah ke arah ujung danau
 Jalan buntu dan harus putar balik, foto2 dulu ah, Bro Brian baru pertama gowes bareng
 Foto2 narsis di pinggir danau
 Sayang buntu, lagian sudah mulai, siang, anak2 udah pada nunggu di apartment ayo pulang yuk
 Gowes balik ke arah perumahan, di pinggir sawah hijau yang asri
 Pemandangan sawah
 Ayo honey anak2 nunggu di apartment...kasihan... 
 Tapi kalau foto2 sih ok aja... 
 Tidak ketinggalan Bro Aloy dan Bro Brian
 Pemandangan hijau sampai kejauhan
Pulangnya ambil jalur alternatif dan ketemu pemandangan hijau lagi
 Ya foto2 lagi deh...

Lewat jalur alternatif ternyata dari kejauhan tampak bukit tanah menjulah, wah sepertinya asyik di daki...dan ada jalur yang cukup menantang seperti pumping track diatasnya... Ayo gowes... yang ngak berani TTB dulu deh daripada incident... Bukit tanah sepertinya bakalan dibangun perumahan yah lumayan buat gowes apruk-aprukan...
Pemandangan dari bukit ... mantap


Nanjak ke bukit tanah dengan latar belakang gunung dan jalan desa
 Ayo Bro Davy... 
 Yang masih ragu boleh TTB kok
 Bro Aloy mejeng dulu...
 Foto bersama di aas bukit
 Sudah naik tentunya turun ngebut... 
 Cihuuy... serasa mini downhill
 Tidak ketinggal Sis Sherly
 Asyiik juga nih...
 Bro Brian juga ngak ketinggalan mencoba
 Giliran bro Davy
 Wah mantap... nih turunnya
 Sempat diulang... karena ngak ke foto... yah nasib
 Akhirnya gowes pulang lewat jalan becek sepeda pada kena lumpur
 My wife gowes ngebut juga
 Besoknya nginep di villa dan tidak lupa cuci2 sepeda bareng... lumayan gowes merekatkan persaudaraan... Gowes-ah...



Monday, December 27, 2010

Sepedahan Bersama: Home - Embrio PP

Setelah janjian dengan Pak Sam (Bapake), ternyata di hari Senin ada rencana mau gowes bareng Wowo, Madi, Paman Wowo dan Keponakannya serta karyawan Wowo, ke Embrio. Sudah lama ingin mencoba jalur Embrio yang terkenal tanjakannya. Janjian di Indo Maret pintu masuk Villa Duta, jam 6 pagi ternyata Pak Sam dan Madi sudah ada disitu. Setelah menunggu Paman dan Keponakan Wowo datang, akhirnya gowes langsung ke arah Biotrop. Rencananya gowes ke Embrio lewat cihideung dan tentunya sebelumnya dari Biotrop ke Rancamaya dan warung jembatan kereta api yang sudah biasa dikunjungi untuk sarapan.

Gowes cukup cepat karena ternyata meskipun Paman Wowo dan keponakannya baru gowes di Bogor bahkan keponakannya yang 14 tahun baru sepedahan sudah lumayan tenaga dan endurancenya. Setelah gowes melalui jalur Biotrop yang biasa tanpa berhenti (foto-foto sedikit di Rancamaya dengan background gunungnya buat Paman dan Keponakan Wowo) yang baru pertama kali.

Sampai diwarung langsung sikat gorengan dan lontong untuk mengisi perut yang belum sarapan + air teh manis hangat. Setelah istirahat dan ternyata sepeda Scott keponakan Wowo rem nya blong. Pakai "Bengal" ternyata sudah terkenal agak kurang andal. Setelah diperiksa sepertinya ngempos alias masuk angin atau kemungkinan piston tekan tidak bekerja. Tidak berani bongkar takut tokonya tidak mau memperbaiki akhirnya rencana mau cari bengkel motor buat buang angin.

Gowes dilanjutkan dari warung menyeberangi jembatan kereta api dan ambil jalur menanjak, sebelum tanjakan maut yang dari semen ke arah kanan, kali ini ambil jalur jalan aspal ke arah kiri. Jalur ini juga tidak kalah dilengkapi tanjakan dan turunan dan akhirnya tembus ke pertigaan dan ambil arah kanan dan bertemu dengan jalur pamoyanan di pertigaan dekat dengan Duren Warso.

Sambil menunggu teman2 yang ketinggalan terutama Paman Wowo dan Wowo yang menemani (Wowo ini luar biasa tenaganya, kenceng banget, kemarin gowes dengan Ais sudah ketinggalan ditambah Wowo yang ternyata powernya juga kuat). Gowes langsung dilanjutkan ke arah kiri, dan ambil jalur ke kanan nanjak lagi, kali ini jalur sudah menujuk Embrio sampai di pertigaan (dengan jembatan ke arah kiri), ambil jalur kiri langsung di hadang tanjakan 45 derajat, gowes terus tanpa berhenti dengan gigi paling besar di sprocket dan paling kecil di chainring. Gowes Bebek kata Pak Sam, alias grinding the hill istilah kerennya. Pelan tapi pasti tanjakan terus dilahap tanpa berhenti. Sialnya di pertengahan tanjakan tiba2 ada 3 ekor anjing kampung langsung menyalakan dan seperti nya mengejar dan mengikuti sepeda. Karena lagi nanjak akhirnya dicuekin aja deh daripada berhenti sambil gowes pelan diiringi salakan dan kejaran anjing, tetap gowes sabar. Tahu dicuekin tuh anjing akhirnya bosan dan putar badan (males nanjak kali jalannya). Masih ada sekitar 100-200 meter tanjakan terus tanpa henti. Sampai akhirnya jalan agak datar berhenti dulu istirahat sambil nunggu yang lain, ternyata pertama sampai. Wowo akhirnya mengejar setelah menunggu peserta lain di jembatan, kali ini trio guguk itu hampir menggigit kakinya dan dengan melempar sepeda dan ambil batu akhirnya anjing pulang kandang. Pak Sam akhirnya menungggu dengan batu kalau2 anjing itu keluar... drama itu cukup bikin ngos-ngosan apalagi pas nanjak berat :):) dasar anjing.

Setelah istirahat di jalan datar, gowes dilanjutkan, ternyatan tanjakan tanpa ampun masih menghadang, dengan jurus gowes bebek nya pak Sam, tanjakan tetap dapat dilahap dengan sabar dan tanpa henti. Denyut jantung sudah mencapai 99% dari kapasitas terlihat di Polar HR monitor, dengan jurus mengatur napas dan tidak terburu napsu akhirnya tanjakan dapat dilibas. Sempat foto2 sebentar karena viewnya keren banget dari kaki Gunung Salak ke arah Bogor dan Puncak. Gowes dilanjutkan tetap dengan tanjakan baik yang maut maupun yang sedang tapi tetap nanjak tanpa ada jeda... sampai akhirnya terlihat gerbang pintu Embrio (alias pembibitan sapi  nya IPB). Dengan gowes terakhir akhirnya sampai di pintu Embrio lumayan lulus juga nanjak dengan gowes tanpa TTB.  Kalau dilihat di kontur GPS lumayan mengerikan tanjakannya naik sampai 900m dpl itu belum di Pos 1 yang ternyata lebih tinggi lagi. Sayang setelah mau melanjutkan ke Pos 1 ternyata dilarang oleh penjaka gerbang karena sudah tidak boleh lagi. Setelah Pak Sam cari tahu ternyata karena ada jalan longsor yang berbahaya. Kita akhirnya menuruti kata "kuncen" disitu.

Akhirnya setelah istirahat sebentar, langsung putar badan dan turun ngebut, kecuali Paman Wowo yang harus pelan2 ngerem karena hanya rem depan yang berfungsi, dipencet habis bisa mental jungkir balik diturunan. Langsung gowes turun mampir di warung dekat jembatan untuk isi air, dan jajan, langsung gowes menuju arah pamoyanan, ditengah jalan mampir untuk isi perut dengan toge ceos alias toge goreng yang cukup beken disitu bagi para goweser.

Setelah perut kenyang diselingi hujan rintik2 akhirnya gowes langsung turun melalui Pamoyanan, Batutulis, (Tidak ambil jalur offroad karena masalah rem Paman Wowo), akhirnya sampai juga di Villa Duta starting point. Setelah pamit langsung tancap gowes pulang ke rumah. Lumayan kali ini perjalanan sekitar 46km dengan pendakian sekitar 700 meter total dan tanjakan di Embrio sekitar 400m dalam jarak sekitar 10km. Sangat menantang untuk gowes tanpa TTB... mau coba?

Starting point di IndoMaret depan Villa Duta
 Gowes santai di perumahan Rancamaya

 Tempat foto Favorite di Rancamaya
 Jalan dari arah Cihideung ke arah Duren Warso
 Tetap saja nanjak
 Menunggu rekan2 lain di warung dekat Duren Warso

 Tanjakan maut pertama ke arah Embrio (nonstop gowes)
 Sukses gowes nonstop tanpa ttb tanpa berhenti (wah ini belum apa2nya yah)
 Wowo ngebut nanjak setelah hampir digigit anjing dan mengusirnya
 Madi sampai juga
 Biar TTB tetap sampai
 Pak Sam sweeping tim dibelakang sambil menunggu anjing dengan batu kalau2 nekat ngejar lagi
 Foto2 dipertengahan tanjakan dengan view ke arah kota yang luar biasa
 View nya mantep nih
 Gerbang Embrio menanti dengan tanjakan maut terakhir
 Foto bareng dulu ah gaya santai
 Pemandangan ke arah jalan datang dan kota di kejauhan
Panoramic Shot
Panoramic Shot
 Pulangnya mampir makan Toge Goreng
 Peta GPS di GPSed.com : 
 Kontur menanjak ke Embrio... (Ngehe 1-3 di RA ngak ada apa2nya kata orang... hmm iya juga sih karena panjang banget dan nanjak terus...