Saturday, June 12, 2010

Bike Equipment: Blue Giant Terrago Disc Upgraded

Sharing upgrade si Biru Terrago Disc, sebagai MTB pertama idenya adalah untuk membuat sepeda yang cukup ringan tidak terlalu wah, dan sanggup enak diajak nanjak. Urutannya memang tidak ideal karena sesuai dengan uang yang ditabung agar bisa upgrade. Karena idealnya tentunya dimulai dari yang paling berat yaitu Fork, namun karena nyicil urutannya sekenanya saja. Dari upgrade ini berat Terrago yang sport bike (bukan race) dari sekitar 15Kg, menjadi 11,8Kg.

Tampilan si Biru setelah diupgrade


Tahap 1: Area Cockpit
Karena diarahkan ke model racing dan untuk nanjak maka ingin lebih runduk dari aslinya. Untuk itu baik handle bar, stem diganti Kore Elite yang cukup ringan namun masih dibawah Carbon (yang relatif lebih sulit untuk pasang sendiri tanpa torque wrench, takut pecah karena terlalu keras).  Stem di pilih yang cukup flat warna putih dan ringan beratnya. Sedangkan handle bar dipilih flat handle bar dari Kore Elite series. Selain ganti handle bar agar lebih genjreng, grip diganti Pro Saf warna putih, dengan harga yang lebih bersahabat dari merek2 terkenal lainnya. Agar waktu hammering ada pegangan ditambahkan end-bar dari Uno warna putih senada grip, harga murah tapi agak berat. Mungkin kalau mau lebih ringan harus pakai end-bar merek "lite-bar" pernah lihat di "Sepeda Kita" serpong namun harganya bujubune... 7xx rb buat end bar. Emang enteng banget sih. Oh ya agar lebih runduk satu spacer di stem diangkat sehingga lebih pendek lagi. Total turun sekitar 1.5 inci kali. Semua dipasang sendiri, kecuali waktu ganti fork karena ganti jangkar akhirnya dipasang ulang oleh bengkel (agak kurang presisi karena terburu-buru).

Terlihat cockpit sudah sesak dengan berbagai asesoris


Tahap 2: Drive Train
Yang digarap pertama kali adalah upgrade drive train, beli XT set di Oki - Sanajaya Cibinong. Berupa: 1. RD XT Shadow, Top normal, XT Sprocket 9-speed, Shifter XT dan rantai HG-93. Setelah dapat barangnya lalu langsung dibongkar pasang sendiri di rumah daripada nunggu dipasangin lagian biar asyik upgradenya. Lumayan menghabiskan waktu hampir 4 jam nonstop bongkar pasang Shifter, RD dan Sprocket. FD dan Chainwheel? karena FD nya tidak ada stock maka Deore set dibiarkan dulu, dan Chainwheel karena harganya lumayan ya tertunda sampai ada budget tambahan. Waktu ganti shifter, semua selongsong depan kabel (outer cable house) diganti dengan merek Jagwire berikut dengan karet pelindung cat nya. Lumayan pasang sendiri (beli meteran) tadinya takut salah tapi sambil lihat contoh di Trance X, akhirnya berhasil juga. Jangan lupa diberikan pelumas di kabelnya agar tidak seret.



Tahap 3: FD dan Chainwheel
Ternyata setelah cari kesana-kemari chainwheel atau cranck set XT stocknya kosong, akhirnya dapat di sepedaku.com JBC bike sebuah toko yang ternyata ada di Malang. Pertama ragu2 apa pesan jangan ya? karena jauh juga, bagaimana kalau tidak benar? setelah cari referensi ternyata ada tokonya. Dan setelah di tanya harganya lumayan murah lagi beda 20% an langsung pesan dan barang tiba sekitar 3-4 hari kemudian. Mungkin barang lama tahun sebelumnya. Tapi karena tidak terlalu berbeda ok juga. FD akhirnya dapet di Oki Sanajaya copotan dari salah satu Giant nya, karena dipasaran sepertinya sedang seret juga. Untuk Crank set harus dipasang di tempat minta bantuan di Oki Sanajaya karena tidak punya pembuka hub bracketnya yang sudah hollow tech (sudah cari tools nya tidak ada yang jual).


Untuk FD pasang sendiri dirumah.


Tahap 4: Fork Shock
Tahap berikutnya, sebenarnya tahap yang harusnya duluan di upgrade yaitu fork shock yang memiliki kontribusi paling banyak dari segi berat. Fork Shock asli Suntour XCR yang coil akhirnya di lego di bukalapak dan langsung laku dalam satu hari saja. Gantinya, ingin punya fork shock dengan udara bukan coil. Pikir2 diganti Suntour Epicon yang murah atau RockShox Recon Race yang lebih mahal. Pada waktu main ke tempat Oki Sanajaya, sebenarnya tidak lagi cari fork, namun tiba ada barang pajangan baru (gress saat itu baru dipajang). Ternyata Manitou R7 versi 2010. Setelah di check beratnya sekitar 1560 gram, sudah pakai remote lock out lagi dengan nama Milo. Harganya pun diantara Epicon dan Recon Race disc. Yang ini warnanya pas putih dan disc only. Langsung disambar saat itu, sampai Pak Oki bilang yaah.... baru mau dipajang. Setelah lihat review (setelah beli) ternyata pilihan tidak salah, Manitou R7 2010 merupakan perbaikan versi sebelumnya dan tetap teringan di kelasnya. Air shock juga menjadikan front handling lebih empuk.
versi QR, R Seven 2010, anodized, RLO, DO, rebound adjuster (tombol biru dibawah)
Remote Lock Out (MILO)

Tahap 5: Wheelset
Sebenarnya dilakukan secara bertahap yang pertama kali sebenarnya sudah beli ban dan ban dalam dulu sebelum Rim nya diganti. Tapi karena terlalu panjang nanti, maka dibahas sekaligus. 
Bagian terakhir penyumbang berat yang cukup signifikan sebenarnya adalah wheel set. Pikir2 wheel set apa yang cocok ya, dan cukup ringan, kalau mau pakai Mavic seri atas atau Fulcrum sudah pasti tidak kebeli. Tapi kalau pakai yang biasa ngapain di upgrade. Akhirnya pilihan jatuh ke AlexRim XCR 100D yang beratnya cukup ringan skt 400gr per satuan. Sebenarnya ada versi barunya untuk racing yang lebih ringan skt 350gr namun sptnya belum ada barang. Pilih warna putih mengenang si Putih Kuwahara, untuk hub cari Novatec namun sayang tidak ada barang malah di tawari Novatec Best yang ternyata lebih ringan hanya saja warna hitam. Lumayan setelah dipasang meski pakai spoke steel biasa (karena beratnya beda dikit aja sama yang mahalan kalau mau lebih ringan harus pakai DTSwiss mungkin cuman udah jeti-an ampun deh). Memang tidak ditimbang namun dibandingkan yang lama lumayan mungkin berkurang sektiar 200gr an ada kali, moga2 lebih. Kali ini tidak bisa pasang sendiri karena belum berani setel spoke sendiri takut peyang. Pemasangan diserahkan ke bengkel Oki Sanajaya, terima beres.
Untuk ban, Kenda aslinya yang komodo sepertinya diganti dengan Maxxim MaxxLite yang beratnya sangat ringan hanya 310gr saja, ditambah ban dalam. memang bentuknya yang tipis kurang garang tapi malah menambah tampang racing nya saja. (profil slim 1.95, kembang kecil buat hard pack namun sepertinya cukup ramah di jalan raya).

Maxx Lite 310 dan AlexRim XCR 100d
Front Hub dan Free Hub Novatec Best

Tahap 6: Seat post dan Saddle
Sebenarnya ini bukan upgrade karena cuman tukar seat postnya dari Trance X yang sudah dipasangi gravity dropper. Seat post Race Face Deus XC yang terkenal sangat ringan sesuai tujuannya untuk dipasang di si Biru yang sudah menjelma menjadi sangan pembalap. Untuk saddle nya tadinya disandingkan juga dengan WTB Devo SLT yang Sudah Carbon dan Ti namun karena sayang, dan juga warnanya hitam akhirnya si Velo putih yang tidak terpakai sejak si Kuwahara di pulangkan. Dipasang agar warnanya pas. Memang beratnya masih kalah jauh dengan si Devo, namun secara warna lumayan cocok. Lagian dipakai harian cepat aus joknya jadi tidak apalah.

Saddle Velo Putih dan Race Face Deus XC Seat post


Lain-Lain
Karena sering dipakai gowes subuh sebelum berangkat kerja buat sekedar latihan maka si Biru dilengkapi dengan lampu LED depan dan belakang (merah kedip2 dan static 3 mode). Lampu LED depannya sih tidak terang banget cuman membantu jaga2 saja agar kalau ada kendaraan berlawanan tetap melihat datangnya si Biru. Tentunya tidak lupa BB holder buatan sendiri yang dipasang di Si Biru dan Si Silver Trance X sehingga bisa ditukar tempat bila perlu. Sampil menjalankan GPSed atau NavFunPro.

Hasil Akhir
Setelah ditimbang hasil akhir sekitar 11.8Kg mungkin kalau end bar, saddle ke devo lagi, dan ganti pedal ke yang ringan (ada exhustar clipless nganggur atau ke egg beater crankbrother 2010  yang sudah lebih kuat)  bisa lebih ringan lagi. Berikutnya masih ada ruang untuk upgrade yaitu disc brake ke disc brake set XT agar satu set. Memang upgrade bertahap ini lebih mahal dibanding beli group set, namun karena memang mampunya nyicil yah apa boleh buat. Upgrade akhir bisa juga frame nya... yang ini kapan2 deh... bisa ngak makan siang nanti. Tapi kebayang frame Giant Anthem dengan RP23 rear shock. Memang tiada habisnya upgrade...

Note:
Selain sepedahan yang memberikan kepuasan jasmani dengan meningkatnya kesehatan, hobby upgrade asal sesuai kantong lumayan menyenangkan apalagi sebagian besar dilakukan sendiri alias ngoprek. Selain bisa repair sendiri kalau ada masalah tapi juga keluar keringat dan belajar sedikit teknik pertukangan. Cukup mengasyikan.

1 comment: