Monday, January 10, 2011

Bengkel Sepeda: Upgrade Sepeda

Selain tentunya hobby gowes itu sendiri, hobby ngoprek sepeda merupakan hobby lain yang melengkapi, sama dengan hobby seperti mobil, motor dsb.Upgrade sepeda merupakan kesenangan tersendiri, baik untuk pimp up (dress up accessories) atau upgrade fungsional. Kalau di mobil upgrade mesin, ngoprek piggy back tune up dsb adalah upgrade fungsional agar lebih bertenaga, sedangkan dress up tentunya memasang kit, ganti velg, cat ulang, cutting sticker dsb.

A. Upgrade Fungsional
Di sepeda hampir sama, namun karena tidak ada nya mesin maka komponen utama upgrade fungsional adalah upgrade group set yang termasuk didalamnya crank, chainring, cassette, FD dan RD serta brake set. Upgrade fungsional di sepeda umumnya diarahkan agar komponen sepeda menjadi lebih ringan, fungsi lainnya yang cukup penting adalah kenyamanan yang fokusnya ditargetkan kepada suspensi dan sadle, dan juga dimensi sepeda di set menggunakan seatpost, stem dan handle bar. Urutan prioritas untuk upgrade fungsional sebenarnya bergantung dari tujuan, misalnya untuk balap tentunya upgrade dimensi, dan berat lebih ringan mungkin lebih utama, sedangkan kenyamanan diset agak lebih rendah karena yang penting bisa cepat (contohnya suspensi lebih keras dsb). Untuk goweser umum (weekend warrior) dan bukan racer upgrade umumnya ditujukan lebih pada kenyamanan. Sedangkan untuk bobot ringan selain umumnya relatif lebih mahal juga dampaknya lebih terasa untuk racer sedangkan pemakaian biasa tidak terlalu signifikan kecuali tentunya komponen ringan setara dengan prestige karena memang mahal dan bermerek.

1. Upgrade Dimensi
Upgrade dimensi ditujukan untuk menyesuaikan dimensi sepeda agar posisi lebih sesuai/pas (sebenarnya waktu beli harus disesuaikan) namun kadangkala bisa lebih diperbaiki misalnya stem terlalu pendek, handle bar bisa mencoba yang lebih lebar (trend terakhir) misalnya dari 25inch menjadi 26 atau bahkan sampai 27 inch untuk XC/AM. Seatpost juga bisa dipilih untuk set back (agak lebih ke belakang). Perlu hati2 karena akan mempengaruhi titik bobot goweser. Titik berat terbaik adalah tepat di tengah sepeda tidak terlalu kebelakang karena akan menylitkan waktu menanjak dan tidak terlalu kedepan karena akan membuat gowes turun gunung lebih riskan/gugup karena badan berat ke depan.
Sebenarnya bukan upgrade, namun salah cara untuk memperbaiki posisi duduk adalah dengan mengatur ulang posisi sadle yang kadangkala agak terlalu kedepan atau terlalu ke belakang (atau masih di set di tengah dan sebenarnya masih bisa di set ulang sesuai posisi tubuh). Sudut sadle agak naik di depan atau merunduk juga bisa diset agar lebih pas.
Posisi gowes yang baik tentunya adalah badan dan lengan membentuk sudut mendekati 90 derajat, terlalu kecil sudutnya berarti frame terlalu kecil, stem terlalu pendek dan seatpost/sadle terlalu pendek jaraknya, sedangkan terlalu renggang berarti frame terlalu besar, stem terlalu panjang, seatpost/sadle terlalu kebelakang

2. Upgrade Kenyamanan
Upgrade kenyamanan umumnya di fokuskan pada suspensi. Apabila waktu beli masih menggunakan suspensi pegas besi (bukan udara) biasanya upgrade suspensi udara sudah dapat memberikan kenyamanan yang berbeda karena lebih dapat di set baik sag (agar suspensi dapat lebih berfungsi menghadapi medan bergelombang), rebound dan damping compression juga bisa diatur (tergantung jenis suspensi udara nya). Bukan perarti suspensi per/pegas tidak baik namun umumnya per pegas yang bagus biasanya masih digunakkan untuk sepeda downhill karena memang dibutuhkan keandalan tinggi dan harganya juga jauh lebih mahal karena untuk berat lebih ringan biasanya menggunakan komponen suspensi eksostis seperti titanium dsb.
Untuk XC, Trail,AM biasanya suspensi udara lebih sesuai, karena kemampuan setting yang lebih luas dan lebar. Juga bobot yang relatif lebih ringan. Semakin mahal suspensi semakin banyak fitur yang disematkan dan juga bobotnya semakin ringan. Upgrade suspensi umumnya tidak harus yang bermerek meski saat ini top brand seperti Fox atau Rockshox, DT Swiss dan Marchochi tetap memberikan opsi2 dan kualitas terbaik, namun ada merek2 2nd tier seperti Suntour, X-Fusion, Manitou yang juga memberikan opsi yang bagus dengan harga lebih terjangkau.
Faktor faktor yang dipertimbangkan saat upgrade fork/rear suspension adalah:
I. Faktor travel suspensi
  • 80mm, 100mm, 120mm saat ini dikonsider masih kategori XC,
  • 120mm, 140mm, 150mm dikategorikan sebagai Trail/AM ringan,
  • 150mm, 160mm, 170mm sebagai AM serius, diatas itu masuk kategori Freeride/Downhill dsb.
II. Faktor lainnya tentunya fitur suspensi untuk Fork umumnya ada beberapa fitur yang cukup penting:
  1. Sag atau preload (untuk per pegas) untuk suspensi udara pengaturan sag dilakukan dengan mengatur tekanan udara.
  2. Rebound setting untuk mengatur kecepatan suspensi bereaksi terhadap jalan bergelombang
  3. Fungsi Lock out dengan gatevalve (blow off valve) yaitu fungsi mengunci fork (biasanya untuk menanjak agar tidak mengayun) namun apabila menembui jalan tidak rata parah, maka suspensi akan tetap berfungsi dengan ambang tertentu yang ditentukan dengan gatevalve. (Dipengaruhi berat badan settingnya).
  4. Fungsi compression (Low/High) pada umumnya untuk mengatur kecepatan reaksi menghadapi jalan tidak rata yang parah/misalnaya persegi adalah High compression untuk low compression untuk jalan bergelombang kerikil misalnya. Di beberapa fork fungsi ini sudah otomatis diset.
  5. Dual air, ada suspensi yang memiliki pengaturan tekanan udara positif dan negatif untuk mengatur lebih lanjut tingkat fungsi suspensi (Rockshox dengan Dual Air nya)
  6. Travel adjustment, beberapa fork memiliki fitur pengaturan travel misalnya Fox dengan TALAS 140 (140-100mm atau yang versi 2011 adalah 110-140mm), Rockshox dengan U-Turn misalnya Revelation 120-150mm, dsb. Pengaturan ini digunakan biasanya pada saat menanjak maka travel fork bisa diperpendek agar posisi lebih merunduk/sudut fork terhadap sepeda lebih tajam cocok untuk menanjak, untuk downhill atau gowes turun maka travel fork di perpanjang agar lebih siap menghadapi rintangan pd saat gowes turun.
Fitur fitur diatas diurutkan berdsarkan prioritas dan fungsi #1 s/d #3 merupakan fungsi yang sebaiknya dimiliki fork secara dasar, lebih dari itu umumnya berdasarkan kebutuhan maupun kemampuan kantong.

Upgrade kenyamanan lainnya yang cukup berpengaruh adalah sadel, handle grip dan pedal. Ini adalah titik2 pertemuan antara tubuh goweser dengan sepeda. Apabila komponen ini tidak memberikan kenyamanan maka perjalanan jauh akan cukup menyiksa. Sedikit tips:
  1. Untuk sadel, belum tentu pemakaian gel memberikan kenyamanan lebih, apabila ukuran baik lebar dan panjang tidak sesuai dengan bentuk badan maka tetap saja menyebabkan ketidaknyamanan. Pemilihan sadel bersifat pribadi seperti halnya baju/celana. Namun sebagai panduan, ada beberapa fitur sadel seperti V channel untuk mengurangi tekanan pada titik tumpu di pangkal paha, dan juga beberapa sadel dibagian depan agak melengkung kebawah sehingga tidak menyebabkan celana menyangkut saat menggerakkan badan maju, atau berdiri/duduk saat downhill. Ada beberapa sadel memberikan bagian depan agak panjang agar posisi duduk bisa lebih maju ke depan saat uphill.
  2. Untuk grip, pilih grip yang nyaman dipegang dan tidak licin (tidak mudah bergerak, ada lock out nya), kadangkala grip yang ringan seperti busa/foam memang ringan namun mudah bergerak dan kalau basah tidak nyaman (biasanya untuk balap). Beberapa grip juga memberikan tingkat ergonomi seperti merek ergon dsb. Pemakaian tanduk atau end bar biasanya untuk balap bila menggunakan handle bar flat, untuk handle bar raised (dengan lengkungan) umumnya tidak diperlukan, selain menambah bobot, pemakaian end bar bila tidak benar bisa merusak handle bar apalagi handle bar carbon (apabila tanpa penguat).
  3. Pedal yang baik dan nyaman biasanya disesuaikan dengan fungsi, saat ini pemakaian clipless atau cleat pedal cukup banyak, meski goweser harus banyak latihan agar tidak jatuh bodoh (lupa atau reflek melepaskan cleat belum terbentuk), efisiensi pemakaian clipless/cleat pedal banyak memberikan manfaat (gowesan lebih efisien dan tenaga tersalur lebih baik). Untuk yang sering downhill atau gerakan atau lewat area ekstrim tentunya pemakaian cleat agak mengurangi kenyamanan (rasa aman). Pedal flat bukannya tidak berfungsi maksimal, fitur seperti pin dan bobot lebih ringan saat ini juga dapat membantu fungsi flat pedal lebih merekatkan sepatu dan bobot ringan tidak membebani bobot sepeda seluruhnya. Kelebihan pedal flat tentunya adalah kebebasan gerak kaki saat downhill atau gowes ekstrim.
3. Upgrade Bobot Ringan
Upgrade untuk membuat sepeda berbobot ringan tentunya tidak ada habisnya, dan tergantung teknologi yang tersedia dan kantong tentunnya. Dampak pada saat gowes biasa umumnya tidak terlalu terasa kecuali untuk balap karena beberapa detik atau milidetik saja sudah cukup berpengaruh antara menang dan kalah.
Faktor bobot ringan juga umumnya mempengaruhi keandalan komponen/sepeda menghadapi medan berat. Selain tentunya komponen berbobot ringan tentunya lebih mahal dan gensinya lebih tinggi (prestige).
Untuk mengurangi bobot ada beberapa komponen yang sering digunakan/diupgrade:
1. Penyumbang bobot cukup signifikan tentunya frame, upgrade ke frame carbon atau titanium dapat memberikan penghematan bobot cukup banyak. Namun penggunakan frame karbon yang masih relatif lebih ringkih tentunya menyebabkan pemakain frame karbon untuk medan berat memang belum disarankan. Titanium saat ini juga masih terbatas pada hardtail dan XC fullsus, karena sifatnya yang lebih flex (atau tidak rigid).
2. Komponen berikut adalah suspensi, ada beberapa suspensi untuk balap yang bobotnya bisa dibawah 1,5kg untuk fork
3. Komponen penyumbang terbesar lainnya dan relatif lebih mudah diubah adalah wheelset dan ban itu sendiri. Wheelset seperti Mavic SLR dengan cekungan2 yang meringankan bobot, dan pemakaian spoke/jari-jari butted atau yang sudah dibentuk memberikan bobot yang ringan (umumnya untuk balap). Namun untuk AM/Trail harus disesuaikan tipenya karena pemangkasan bobot tentunya menyebabkan wheelset lebih rentan rusak bila diajak ke medan berat. Untuk ban juga berpengaruh, ban seperti Maxxis maxlite 310 atau yang terbaru 285 bobotnya sekitar 310 dan 285gr saja sedangan ban pada umumnya bisa mencapai 700 gr untuk Trail/AM. Ban bobot ringan biasanya tidak panjang umurnya dan khusus untuk race karena hanya dipakai beberapa kali saja. Cara lain adalah dengan cara tubeless, meski untuk tubeless perlu wheelset yang tubeless ready.
4. Komponen berikutnya adalah groupset, pemakaian seri XX dari SRAM atau XTR dari Shimano memberikan bobot keseluruhan yang ringan karena sudah ada kombinasi karbon dan logam alloy/campuran yang memberikan bobot ringan namun kekuatan yang memadai. Namun demikian untuk pemakaian sehari2 penggunaan komponen tersebut lebih ke arah prestige, seri SLX, atau XT sudah jauh mencukupi, terutama seri SLX yang memang diarahkan ke Trail dan AM. Untuk SRAM versi X7 atau X9 sudah cukup OK. Dibawah itu ada versi Deore dari Shimano untuk entry level dan X5 dari SRAM. Versi Alivio dan dibawahnya memang bisa digunakan namun masih dikategorikan sebagai versi sport saja. Namun Alivio 2011 contohnya sudah naik dari 8-speed menjadi 9-speed yang sudah sama dengan Deore 2010. Untuk 2011 Shimano dengan dyna-sys dan SRAM dengan 2x10 nya menawarkan perbaikan fungsional.
5. Bagian lainnya tentunya adalah mengganti komponen2 allumunium seperti handle bar, stem, seatpost, dsb ke carbon yang lebih ringan.

B. Upgrade Kosmetik
Untuk upgrade kosmetik tidak akan dibahas banyak namun bisa melibatkan pemakaian komponen seperti:
1. Permainan warna atau color coordination (misalnya pemakaian komponen berwarna putih, merah, biru baik di stem, seatpost, baut2, handle bar, grip, dsb)
2. Permainan cat/cutting sticker untuk memberikan kesan unik dan berbeda.
3. Permainan bentuk misalnya menambahkan komponen yang berbeda (biasanya jarang karena selain merubah bentuk dasar, biasanya komponen yang diubah tidak bisa dikembalikan ke bentuk asal bila ingin dijual).
4. Penggunaan pernak pernik berbeda seperti tutup pentil, lock grip dengan dgn nama, memberikan pelapis crank (crankskin), penggunaan spacer stem dengan logo, dsb).
5. Yang cukup ekstrim tentunya adalah mengecat ulang frame secara khusus. Biasanya dilakukan di sepeda fixie untuk mountain bike memang masih jarang, kecuali frame lama atau renovasi sepeda tua. Pengecatan harus dilakukan dengan benar (multi coat dan protective coat) jika tidak maka cat mudah mengelupas terutama saat digunakan di medan berat (terkena batu, kerkili atau tergores dsb).

Artikel diatas memang tidak lengkap dan detil namun semoga paling tidak memberikan wawasan baru selain hanya gowes, namun upgrade, renovasi atau pimp up the bike adalah alternatif hobby selain gowes itu sendiri dan apabila dilakukan sendiri alias ngoprek bisa memberikan kepuasan yang cukup tinggi...

2 comments: