Namun karena sudah cuti kejepit (Harpitnas) akhirnya tetap berangkat berdua ke RA untuk tetap ke TW tapi paling tidak ke TW2 lagi saja karena kalau ke TW3 memang cukup berbahaya untuk berpergian dalam jumlah sedikit (paling tidak lebih dari 5 orang baru OK).
Setelah tiba di Warung Mang Ade, di Rindu Alam, ternyata sudah agak ramai dan sudah ada grup goweser yang siap turun ke TW, sewaktu makan mie dan ngobrol, Dikdik menanyakan ke salah satu group goweser mau kemana. Ternyata ada yang mau ke track baru NURA (Bung Yogi) dan ternyata lagi langsung di guide oleh Bung Mahendra sendiri alias pembuat track NURA (Leader nya grup Puncak Explorer). Langsung aja kita berdua setuju setelah diajak oleh goweser yang di pandu oleh Bung Mahendra dan memang hanya sendirian karena tim nya tidak datang.
Sebelum berangkat gowes photo-photo bersama goweser yang ada di Warung mang Ade.
Sesampainya di puncak tanjakan istirahat dulu sebenat sebelum turun ke track off road (di latar belakang). Bung Yogi dan Dikdik
Track offroad di mulai di titik ini terlihat jalur off road yang cukup menantang di dahului dengan turunan yang cukup curam namun masih bisa dilalui dengan aman,
Let's Go NURA
Karena Bung Mahendra sendiri yang jadi guide, sambil istirahat sambil menceritakan latar belakang pembuatan NuRa dan juga kawasan di sekitarnya... Info-info yang cukup menarik... benar2 tour guide :) :)
Di selingi dengan tanjakan off road yang cukup menantang...
Akhirnya sampai di tempat peristirahatan pertama lengkap dengan tempat parkir sepeda (digantungkan ke kayu yang sudah disiapkan). Dan tidak lupa photo-photo narsis
Perjalanan dilanjutkan ke single track yang cukup flowy sayang banyak dahan pisang yang sengaja atau tidak dijatuhkan ke tengah track sehingga menghambat laju sepeda, sambil membantu menyingkirkannya gowes dilanjutkan. Karena malamnya hujan jalur agak lembab dan basah sehingga kadang agak licin.
Beberapa dahan pohon merintangi jalur single track namun membuat jalur tidak begitu membosankan diselingi beberapa manuver yang menuntut keseimbangan badan. Salut untuk Bung Mahendra yang mampu membawa sepeda travel tinggi dan berat serasa membawa sepeda balap yang ringan.
Tak lupa photo narsis di jalur flowy single track
Tidak lama menikmati jalur single track yang flowy akhirnya sampai di drop off maut yang kalau nekat bisa dilalui namun perlu nyali yang cukup besar, terutama drop off sekitar 1 meter ini langsung disambut belokan ke kanan patah yang kalau terlambat langsung di sambut jurang yang cukup dalam.
Karena nyali belum mampu dan jalur memang cukup licin maka pilih sepeda diangkat dan diturunkan secara manual... :( :(
Setelah drop off belok kanan patah dan disambut turunan curam karena habis hujan, sangat licin dan rem hampir tidak berguna, sehingga harus jalan agak perlahan dengan kaki diturunkan. Dengan cara kaki turun pun Dikdik sempat terjerembak ke pohon/semak di samping kiri karena memang licin. Kalau kerin atau musim panas track Nura memang kebayang menarik untuk dilalui dan tentunya lebih flowy alias mengalir dengan santai menikmati single track nya.
Nyerah akhirnya ada yang dituntun :) daripada terjerambab
Kembali melalui jalur-jalur meretas atau melalui hutan dan semak-semak
Diakhiri dengan jalur single track dengan turunan, yang dapat dilalui dengan kecepatan tinggi, apabila menggunakan sepeda full suspension atau dual suspension sudah pasti dapat dinikmati dengan kecepatan tinggi. Hati-hati banyak tunggul batang pohon yang masih tersisa sehingga bila tidak hati-hati bisa menyebabkan jatuh yang cukup parah karena sedang ngebut.
Perjalanan di track hutan diakhiri dengan perkampungan tempat istirahat kedua, ada yang jual makanan ringan (gorengan) dan tentunya segelas teh manis untuk memulihkan tenaga. Sepeda Bung Mahendra yang sudah bermasalah sejak di tengah hutan akhirnya harus menyerah, dengan menggunakan ojek Bung Mahendra menukar sepedanya dengan yang lain. Kali ini Commencal harus turun.
Gowes dilanjutkan tanpa bung Mahendra dulu dan diarahkan ke Ngehe 0? ini tempat baru tahu, melewati kebun teh diselingi para pelajar SD yang sedang studi lapangan. Istirahat sebentar di saung, akhirnya Bung Mahendra tiba dengan sepeda Commencal nya yang di tarik Ojek agar bisa cepat sampai...
Gowes di kebun teh dilanjutkan melalui kebun teh dan sebuah daerah dimana banyak sekali bunga-bunga bertebaran. karena gowes dilakukan waktu liburan Valentine akhirnya Bung Mahendra menyebutnya Gowes Valentine, dan tentunya tidak lupa photo-photo narsis di area bunga.
Setelah puas photo-photo narsis gowes dilanjutkan lagi menuju jalur kebun teh Gn. Mas, dan sekali lagi Bung Mahendra memberikan hadiah dengan memberikan jalur ngebut sambil drop off yang meningkatkan adrenaline... asyik banget jalur drop off kebun teh nya... meskipun pendek namun memberikan sensasi yang luar biasa asyik. Sampai dibawah Quick Release lepas dan roda hampir lepas... Untuk dilihat Bung Mahendra... Thx anyway for the drop off route...
Bersiap melalui jalur drop off, seat post diturunkan dulu...
Jalur drop off memang tidak terlihat drop off sekitar 30-50 cm variasi dengan jalur got alias jalur sempit kalau salah sedikit bisa jungkir balik karena dilalui dengan kecepatan cukup tinggi.
Gowes dilanjutkan ke jalur RA biasa, setelah istirahat karena hujan di sebuah toko di Taman Safari, gowes dilanjutkan melalui Ngehe 1-2. Tanjakan maut yang melelahkan. Kali ini berhasil di gowes tanpa bantuan jockey sampai di saung pertama. Meski harus beristirahat 2 kali. Sukses juga lah.
Tim menyusul belakangan di foto dari arah saung.
Setelah istirahat di saung akhirnya disetujui untuk tidak ke Ngehe 2 atau 3, karena jalur Ngehe 3 yang rusak parah dan jalur hutan yang tidak dapat dinikmati lagi. Akhirnya turun dari Saung langsung ke perkebunan teh dengan ngebut... asyik... Sepeda full suspension disini dapat menikmati ngebut turun di jalan batu dan tanah.
Kali ini Bung Mahendra mengajak lewat jalur kondangan alias jalur tengah. Jalur tengah memang tidak melalui hutan lindung yang asri namun melalui jalur back road, tanah/aspal di sekitar pemukiman penduduk. Namun enaknya jalur tengah melalui jalur back road yang cukup panjang sehingga terhindar dari jalur jalan raya dan polusi angkutan umum yang parah, yang ditemui kalau lewat jalur hutan lindung.
Jalur tembus di turunan panjang menuju mesjid Gadog (Rm Padang) dimana mobil Dikdik diparkir disitu. Setelah saying goodbye dan berkemas sepeda diangkut di dalam mobil dan pulang kerumah. Jam menunjukkan jam 2 siang... Puas dan tentunya Thx Untuk Bung Yogi yang sudah memberikan undangan sesaat untuk gowes bareng Bung Mahendra dan untuk Dikdik yang bersepakat tetap untuk bersepeda meski hampir batal... Gowes lagi yuuuk...
hallo om om semua...
ReplyDeletemohon izin sharing artikel ini ya
kami sharing di bersepeda.net
salam gowes dari Majuroyal Bike